Oleh : DADAN WAHIDIN, S.Pd
SDN CIKAMPEK UTARA III
Pembelajaran
pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia sebetulnya pelajaran yang cukup
mudah untuk dapat dipahami siswa, namun pada mata pelajaran bahasa
indonesia sendiri perlu dilakukan inovasi-inovasi dalam kegiatan
pembelajaran yang seharusnya melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran sehingga siswa akan merasa lebih bersemangat dalam
memahami, mempelajari dan menerapkan pembelajaran dalam kehidupan
sehari-hari agar tidak terjadi kebosananan akibat pembelajaran yang
monoton.
Salah
satu pengalaman menarik, ketika saya mengajarkan mata pelajaran bahasa
indonesia terjadi pada siswa kelas VI. Hal ini terjadi ketika saya
memberikan materi pembelajaran tentang bagaimana
membuat parafrase. Pada awalnya saya pikir pembelajaran ini akan sangat
mudah untuk diajarkan kepada siswa karena memang pembelajaran awal
mengenai parafrase ini berkaitan dengan kemampuan menuliskan puisi yang
tentunya tidak asing lagi bagi siswa karena memang di kelas sebelumnya
yaitu di kelas 4 dan 5 materi tentang puisi telah banyak disampaikan.
Sebelum
memberikan materi mengenai parafrase ini, satu hari sebelumnya siswa
telah ditugaskan untuk membuat puisi sendiri dirumah karena untuk mata
pelajaran bahasa indonesia akan dipelajari kembali pada hari berikutnya
atau esok hari. Sayapun bersiap merancang perencanaan pembelajaran yang
akan disampaikan untuk esok hari, dimana secara garis besar rancangan
pembelajarannya yaitu ; guru memberikan penjelasan tentang parafrase
kemudian siswa akan dicoba membuat parafrase dari puisi yang telah
dibuat sendiri pada hari sebelumya untuk mengukur kemampuan siswa dalam
memahami materi yang disampaikan.
Tiba
saatnya menerapkan perencanaan yang telah dibuat semalam. Saat itu
suasana begitu cerah, Tepat setelah bel sekolah berbunyi pertanda masuk
untuk memulai pelajaran, dengan segera saya mempersiapkan semua yang
telah dipersiapkan sebelumnya dan bergegas menuju ruangan kelas. Saya
ketuk pintu dan Mengucapkan Salam pada siswa : “Assalamualaikum” seraya
memberikan senyuman pada siswa, sambil berjalan ke tempat meja tempat
bisa saya menyimpan semua perlengkapan. Siswapun menjawab salam yang aku
lontarkan : “Waalikum salam”. Seperti kebiasaan sebelumnya Krisna
seorang ketua kelas dengan sigap memberikan komando dan memimpin
teman-temanya untuk berdoa bersama dan mempersiapkan teman-temannya
untuk bersiap menerima materi yang akan disampaikan. Awal kegiatan saya
mulai menyapa dan mengecek kehadiran siswa, dan sedikit memberikan
motivasi-motivasi kecil agar siswa semangat dalam belajar.
Tiba
saat penyampaian materi, sayapun menjelaskan apa itu parafrase hingga
pada akhir penjelasan memastikan untuk menguji pemahaman siswa, dengan
melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan. Saya
memutuskan untuk menunjuk siswa secara acak ; “Coba Fajar apa yang dimaksud dengan parafrase?”. Fajarpun menjawab : “Prafarase adalah mengubah puisi kedalam bentuk cerita”.
Jawaban yang sangat mantap dan meyakinkan fajar lontarkan. Namun,
sebagai pertimbangan apakah siswa yang lain memahami pelajaran ini, saya
menunjuk sari karena dari pengamatan, siswa tersebut terlihat kurang
fokus pada pembelajaran kali ini. Kemudian pertanyaan yang sama saya
tanyakan pada sari, namun Alhamdulillah, ternyata siswa ini dapat
menjawab dengan tepat seperti apa yang seharusnya. Hingga Akhirnya pada
suatu kesimpulan bahwa untuk pemahaman konsep tentang apa itu parafrase
ini bisa dipahami oleh siswa dengan baik.
Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan tugas pada hari sebelumnya yang akan digunakan untuk bahan belajar siswa ; “Anak-anak,
kemarin bapak telah menugaskan kalian untuk membuat puisi. Nah,
sekarang kita akan coba merubah puisi itu menjadi sebuah parafrase”.
Namun, tanda-tanda yang aneh terlihat pada sebagian besar siswa. Mereka
terlihat gusar dan cemas. Sayapun merasa curiga dengan apa yang
terjadi, dan memprediksi akan ada banyak siswa yang tidak mengerjakan
tugas.
“Coba, siapa yang sudah selesai mengerjakan tugas kemarin acungkan tangan?” tanya
saya. Benar saja perkiraan saya, diantara 30 orang siswa hanya 15 orang
yang selesai mengerjakan tugas yang artinya hanya setengah dari dari
jumlah siswa keseluruhan. Memang timbul sedikit kesal dan ingin
memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan. Namun saya
mencoba bersabar dan berusaha menanyakan apa alasan sampai mereka tidak
mengerjakan tugas tersebut. Sopian, salah satu siswapun menjawab “Pak, kalau buat puisi sendiri pusing kata-katanya, apalagi tugasnya Cuma sehari saja”. menimbul pertanyaan dalam hati saya “bagaimana
ini? hal ini akan menghambat dalam pembelajaran kali ini, berapa banyak
waktu yang akan terbuang jika mereka memulai dari awal untuk membuat
puisi. apa yang harus saya lakukan?”.
Saya
terdiam sejenak selama beberapa detik, namun sedikit titik terang saya
dapatkan. sayup-sayup terdengar celotehan nyanyian anak yang dinyanyikan
oleh anak-anak diluar kelas yang sedang menunggu giliran untuk masuk
bergantian ke kelas sebelah untuk belajar. Hal tersebut Memberikan
inspirasi untuk mencoba mengganti puisi yang seharusnya dibuat sendiri
pada hari sebelumnya dengan lagu-lagu anak untuk pembelajaran membuat
parafrase ini, karena jika memutuskan untuk melanjutkan tugas untuk
membuat puisi sendiri akan banyak waktu yang akan terbuang dan selain
itu dalam bait-bait lagu sendiri sebenarnya serupa atau sama seperti
halnya bentuk puisi. sayapun menyakini setidaknya satu, dua atau bahkan
lebih nyanyian anak yang diketahui oleh siswa.
Masalah
lain juga timbul. Bagaimana dengan anak yang sudah membuat puisi
sendiri?. saya memutuskan untuk memberikan pilihan khusus pada anak yang
telah menyelesaikan puisi sendiri yaitu dengan memberikan pilihan,
diperbolehkan membuat parafrase dari puisi yang telah dibuat sendiri
atau mengganti dengan lagu anak-anak yang mereka tahu.
Akhirnya
pembelajaran berlangsung cukup lancar. Sesekali saya dengar beberapa
siswa menyanyikan lagu-lagu anak yang mereka hapal sambil menuliskan
dalam buku catatan mereka masing-masing dan mereka ubah kedalam bentuk
parafrase. Hingga waktu pembelajaran berakhir dan materi yang ditugaskan
selesai tepat pada waktunya kemudian saya kumpulkan hasil belajar siswa
seraya mengakhiri mata pelajaran kali ini untuk jam istirahat pertama.
Selama
waktu istirahat, Saya mencoba melihat, membaca, mengkaji dan
mengevaluasi apakah materi yang disampaikan dapat dipahami siswa dengan
baik. Ternyata materi yang disampaikan dapat dengan baik dipahami oleh
siswa. Terbukti dengan hampir semua siswa dapat menyelesaikan tugas
dengan benar. Bahkan didapatkan hasil yang cukup memuaskan. Dari
beberapa lagu anak yang dijadikan contoh sebagai pengganti tugas puisi
karya sendiri untuk dijadikan sebuah parafrase, dari satu lagu saja
dapat mengasilkan macam cerita-cerita yang beraneka ragam dengan ide
kreatif masing-masing siswa. Hal ini, Mungkin akan menjadikan bahan
referensi kedepan khususnya untuk saya sebagai bahan pertimbangan dalam
melaksanakan pembelajaran selanjutnya.
Pertanyaan
yang belum terjawab adalah apakah dengan mengalihkan tugas dan
membiarkan siswa yang tidak mengerjakan tugas hari sebelumnya tanpa
sebuah punishment akan berdampak pada pembelajaran-pembelajaran selanjutnya? Semoga saja tidak berdampak negatif pada siswa.
No comments:
Post a Comment